Daftar Akun Instagram Seputar Florist Paling Keren

WEBXRHUB

Mobile ver WEBXRHUB All rights reserved.

Daftar Akun Instagram Seputar Florist Paling Keren

Patrice 0 70 04.26 02:54

15660056131_d1b1e33fdc.jpgNamun bagaimanapun pun, nyatalah sudah salahnya pendapat setengah orang, bahwa manusia itu baru 7.600 tahun saja mendiami dunia ini. Telah barang tentu manusia purbakala itu (walau kami mengambil manusia-manusia "yang betul-betul manusia" dari kebudayaan praehistori yang terakhir) kecerdasannya, teknik hidupnya, anggapan-anggapannya, adat-istiadatnya, kebutuhan-kebutuhan-nya, pergaulan hidupnya, lain daripada manusia kebudayaan sekarang. Manusia-manusia purbakala itu kepada mulanya hidup di dalam rimba-rimba dan gua-gua.

32815536747_ebacfe8dbb_b.jpgHari yang satu, serupa saja dengan hari lainnya; tiada perubahan sama-sama sekali di dalam mereka memiliki daftar hidup; hari-hari mereka duduk saja di dalam kamar kediaman serta kamar tamu, bercakap-cakap membicarakan hal-hal tetek-bengek, diperlakukan oleh "ridder-ridder" lelaki selaku dewi-dewi halus yang terus-terusan butuh ditolong & dijaga-jaga. Laki-laki inilah yang mengambilkan saputangan mereka kalau saputangan-nya jatuh, laki-laki inilah mengangkatkan kursi, kalau mereka akan duduk.

Saat ini umumnya tubuh perempuan itu kecil-kecil serta lemah-lemah. Lihatlah di kalangan kaum atasan, di mana "kultur" ini paling mendalam, maka kelemahan ini rupa dengan terang seterang-terangnya. Jawa. Di dalam kalangan kaum bawahan, kaum tani serta kaum buruh, yang perempuannya tidak terlalu dikurung, florist Semarang (https://tlkm.id/R8qGTl) tapi diajak berjoang mencari sesuap nasi, maka kelemahan dan kejelitaan itu kurang tampilan padanya. Tetapi pada umumnya tak sanggup dibantah lagi, bahwasannya perbedaan energi & kebesaran tubuh serta perbedaan kecerdasan antara laki-laki dan perempuan itu, di dalam kebudayaan patriarchat ininlah meninggi-tambahnya, di peradaban patriarchat ininlah dipelihara-peliharakannya.

Tidakkah "kegentlemanan" kebudayaan sekarang ini, yang bersemboyan "kehormatan untuk para wanita", karangan bunga Semarang pada hakekatnya berbatin pun menganggap lemah kepada perempuan itu? & lama-lama idam-idaman kaum lelaki perihal wanita ini "mewujud" kepada perempuan pula! Beratus-ratus tahun perempuan hidup di dalam O2 "idam-idaman kaum lelaki menyangkut wanita" ini, beratus-ratus tahun ia dipaksa hidup menurut "idam-idaman kaum lelaki berkenaan dengan wanita" ini, karangan bunga Semarang - sebab kalau tidak, tak mungkin ia mendapat suami -, maka lama-kelamaan idam-idaman kaum laki-laki ini menjadi idam-idaman kaum wanita tentang dirinya sendiri pula!

Mereka tak banyak ubahnya daripada anjing-anjing serigala maupun gajah-gajah, yang pula hidup di dalam gerombolan-gerombolan kelompok. Mereka sebagai anjing-anjing serta gajah-gajah itu, senantiasa berpindah kian-kemari menurut keperluan pencaharian hidup & keselamatan hidup. Kalau pada satu lokasi, buruan dan ikan telah habis, ditinggalkanlah lokasi itu, & dicarinyalah area lain. Di dalam kelompok inilah perempuan telah mulai jadi makhluk yang ditaklukkan. Perempuan ialah budak sebelum ada budak". Ia adalah bernasib sama dengan anjing betina, yang kalau yang jantan tak senang, tetap digigit & dihantam saja, - atau ditinggalkan oleh anjing jantan itu mentah-mentahan. Malah kadang-kadang ia dibunuh, sebagaimana kakek-kakek & nenek-nenekpun dibunuh, sebab terlalu membebani kelompok itu. Hukum persuami-isterian belum ada di dalam kelompok itu. Menurut Prof. Bachofen adalah di dalam kelompok itu "promiskuiteit", mempunyai arti: bahwasannya di dalam kelompok itu hantam-kromo campuran - saja laki-laki & perempuan mencari kepuasan syahwat satu dengan yang lain. Hantam-kromo saja urusan syahwat itu, - mana yang digemari kepada sesuatu saat, ininlah yang sehingga. Tidak dapat laki-laki di dalam kelompok itu berkata "ini isteriku", tidak bisa pula perempuan menunjuk-kan seorang laki-laki seraya berkata "ini suamiku". Begitulah pendapat Bachofen. Namun ada aliran lain pula mengoreksi teori Bachofen ini, misal-nya Eisler, yang berkata: bahwasannya betul belum ada "pernikahan" di dalam kelompok itu, akan tetapi pun tidak ada itu promiskuiteit yang hantam-hantaman kromo samasekali. Menurut Eisler, di dalam kelompok tidak ada anarkhi seksuil yang absolut. Laki-laki tetap "berkawin" guna sementara dengan perempuan yang ia senangi. Di dalam kelompok itu bukan "promiskuiteit" yang orang lihat, begitulah kata Eisler, akan tetapi "pasangan-pasangan yang sementara", tijdelijke paring, maupun di dalam bahasa Jerman "Zeit-Ehe".

Mereka adalah hidup secara "nomade", yang terus-menerus berpindah kian kemari, jadi yang tak butuh mempunyai "rumah". Hutan dan gua, ininlah rumah mereka. Di dalam tingkat yang pertama itu, mereka belum memiliki masyarakat. Mereka hidup berkawan-kawanan, bergolong-golongan di dalam persekutuan-persekutuan kecil yang dinamakan horde (kelompok), dengan tak ada pertalian apakah-apakah melainkan pertalian kerja bersama dan perlindungan-bersama, dengan tak ada "moral" melainkan moral cari makan dan cari hidup.

Lama sekali periode ini. Tetapi lambat laun datanglah perubahan. Langkah mencari hidup dengan berburu serta mencari ikan berganti dengan tahapan, yang pencaharian hidupnya secara lain. Banyak ahli mengatakan, bahwa siklus perburuan serta pencaharian ikan itu, diikuti oleh langkah menternakkan binatang, tahap penggembalaan. Binatang-binatang yang orang tangkap di waktu perburuan itu, yang tidak mati, orang peliharakan, serta ini jadi asal-asalnya orang memelihara ternak: memelihara sapi, memelihara kuda, memelihara kambing, memelihara kerbau.

Malahan dialah yang jadi induk peningkatan, induknya "kultur", yang mula-mula. Dialah pengusaha pertanian yang pertama, tapi dia pulalah yang pertama sekali mulai terbuka ingatannya membuat rumah. Laki-laki masih banyak lari kian-kemari di hutan, ditepi-tepi sungai, di pantai laut, di padang-padang rumput, di rawa-rawa, tapi dia, perempuan, karena menjagai hamilnya, atau memelihara anak-anaknya yang kecil serta kebunnya yang sederhana, tetapi tidak mampu ditinggalkan itu, dia mulai mencoba menciptakan lokasi kediaman yang tetap.

Kecuali perkecualian di zamannya matriarchat itu, maka betul sekali perkataan Bebel ini. Mungkin-kah datang satu waktu, di mana ia bermaksud hidup merdeka kembali? Ataukah sudah memang "kodrat" perempuan, hidup di bawah telapak laki-laki? ↑ Perlu diterangkan di sini bahwa kedudukan yang baik dari perempuan di dalam zaman hukum peribuan itu merupakan di dalam hukum peribuan yang sebab perezekian, selaku yang saya terangkan di atas ini. Tetapi ada pula hukum peribuan yang tidak sebab perezekian, melainkan cuman untuk memanajemen keturunan saja. Maka di sini tidak terus-terusan kedudukan perempuan itu baik. Teori Bachofen yang mengatakan, bahwa hukum peribuan terus-menerus mengasih kedudukan mulia pada perempuan, harus dianggap belum mutlak.

Comments

카운트
  • 261 명현재접속자
  • 3,408 명오늘 방문자
  • 3,577 명어제 방문자
  • 11,306 명최대 방문자
  • 2,645,440 명전체 방문자
  • 972,821 개전체 게시물
  • 1,864 개전체 댓글수
  • 48 명전체 회원수